Dosa.

16:48

Untuk Sang Mantan Kekasih 

Assalamualaikum.. 
Kehadapan sang mantan yang berada di mana jua, moga kehidupanmu diridhai Allah. Aku masih di sini. Seperti biasa. Melewati masa-masa kehidupan dengan hati yang penuh tabah 
Pertama kali, aku ucapkan terima kasih kepadamu karena kau telah meninggalkan aku. Terima kasih. Kau telah menyadarkan aku tentang dosa-dosa silamku. Kau telah mengingatkan aku betapa dosanya kita dulu, dipenuhi maksiat malah meninggalkan perintah Allah.
Sang Mantan,

Pada mulanya, aku menyesal dengan keputusanmu. Meninggalkan aku ketika hati masih sayang. Sungguh aku menyesal. Tapi coba kita berfikir sejenak, selama kita bercinta, apa perintah Allah yang telah kita kerjakan bersama? Yang wajib? Tidak ada. Yang sunah, lagilah tiada.

Pernah tak setiap kali kita keluar bersama, kita berhenti di mana-mana surau berdekatan untuk mengerjakan solat? Pernah tak? Pernah tak kita mengelak dari berpegangan tangan di khalayak ramai walaupun pada bulan Ramadhan? Pernah tak?
Pernah tak kita berasa malu, ketika kau memegang pinggang dan bahu ku ketika bersiar-siar di shopping complex? Pernah tak kita berasa malu memasuki pusat karaoke berdua? Pernah tak?

Semua tu terjah di fikiranku selepas kau membuat keputusan meninggalkan aku. Pada mulanya, aku nekad untuk kembali meraih cintamu. Aku coba. Aku usaha. Tapi untuk apa? Jika kita bersama kembali, mungkinkah terjamin kita tidak akan melakukan perkara yang sama seperti dahulu?

Sang Mantan,

Aku tidak menyalahkan kamu sepenuhnya. Aku menyalahkan diri sendiri karena tidak mempunyai iman yang kuat, tidak mengalih pandangan terhadap kaum Adam, tidak menolak lamaran cintamu dulu. Aku lupa betapa tingginya derajatnya seorang wanita. Aku lupa betapa tingginya malu yang perlu ada dalam diri seorang wanita. Aku leka. Aku lalai.
Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:


“Aku melihat ke dalam syurga, maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (Riwayat Bukhari dan Muslim daripada Ibnu Abbas dan Imran serta selain kedua-duanya)
Seorang pujangga mengatakan, “hidupnya wajah berkat malu, sebagaimana tanaman berkat air”

Sang Mantan,

Betapa banyaknya dosa yang telah kita lakukan sepanjang kita bersama. Dosa yang ada sebelum kita bercinta pun susah hendak ku tanggung, ditambah dosa selepas aku mengenal Arti cinta. Terlalu banyak, tidak mampu untuk dikira. Ya Allah..

Kau masih tidak sadar akan semuanya itu. Kau sedang leka bersama cinta hatimu. Aku bersyukur seandainya pilihan barumu tidak seperti aku, aku bersyukur.Semoga dia membimbingmu ke jalan yang benar. Aku berdoa.

Cinta tidak buta seperti yang diperkatakan orang lain. Cinta yang menyebabkan kita buta. Kita yang buta selepas tenggelam di dasar lautan cinta yang paling dalam. Kita. Bukan salah mereka.

Oleh itu sang Mantan..

Bertaubatlah. Kembali pada Allah. Masih belum terlambat sebenarnya. Sadarlah akan dosa-dosa silammu sementara jantungmu masih berdegup, sementara nafasmu belum terhenti. Kembalilah bersama Allah. Jangan sesekali luka sekali lagi dengan dunia cinta.

Jika kamu terlalu menyayangi cinta barumu itu, bimbinglah dia bersama-sama untuk kembali menjalankan perintah Allah. Lamarlah dia sebagai isterimu. Jangan berikan harapan palsu sebagaimana kau pernah berikan padaku dulu. Jadikan dia sebagai yang halal untukmu. Aku berdoa.

Untuk menerimamu kembali, untuk mencari pengganti dirimu buat masa kini, aku rasakan tidak. Aku tidak mau luka mengejar cinta. Aku takut pada balasan Allah. Aku takut jika aku lalai mengerjakan perintah Allah seperti dahulu. Aku takut aku akan mencintai lelaki itu lebih dari aku mencintai Allah.

Aku takut sangat-sangat. Ketakutan ini aku tidak pernah rasa pada suatu masa dulu.

Walaupun kamu pernah menyakiti hatiku, pernah membuangku dalam hidupmu, pernah menghancurkan impian-impian bersama, aku tidak pernah lupa untuk mendoakanmu. Aku berdoa agar Allah bukakan pintu hati kau untuk bertaubat dan kembali mengerjakan perintah Allah. Sungguh, tiada dendam sekelumit di hati ini. Cuma aku tidak mahu, orang yang aku pernah sayang, pernah bertakhta di hatiku, menyerahkan dirinya di lembah neraka.

Wassalam, 


Entah kenapa entah bagaimana aku terasa. At the same time, aku lega. Kisah seorang hamba Allah swt.

You Might Also Like

0 Comments

Popular Posts

Follow me on Instagram

SeraiMas