Keikhlasan

21:03

Assalamualaikum good night!

I bet most everyone pernah dengar analogi bunga-paling-cantik-kesempurnaan bla bla. Ala jalan kat taman suruh petik bunga paling cantik, tak boleh patah balik bla bla. <-- because everyone knows.

Pemalas!

Seorang murid bertanya, "wahai guru, bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?"

Sang guru merenung sejenak lalu menjawab : "Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah... dan jangan pernah kembali kebelakang!"

Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, murid itu kembali dengan tangan hampa. Lalu sang guru bertanya : "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?"

 Murid: "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi tidak ku petik kerana aku pikir mungkin yang didepan pasti ada yang lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di hujung, aku baru sedar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi"

Sambil tersenyum sang guru berkata : "Ya... itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak akan pernah ada.

Sebelum ini aku memahami isu ini menggunakan akal, sejenis penilaian petak. It just someone comes to me and talk to my heart :)

"sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak akan pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan yang ada ..."

How is it beautiful bila seseorang ikhlas menerima kekurangan yang ada dan ikhlas menyayangi. Cinta adalah ketika kita dapat menahan keinginan daripada kesempurnaan.

Guru: sekarang saya minta kamu melakukan 1 lagi permintaanku. Pergilah ke hutan di sebelah selatan dan tebanglah sebuah pohon yang menurutmu paling sihat dan kualiti kayunya paling bagus.”

Satu jam berikutnya, sang murid kembali kepada gurunya dengan membawa sebatang pohon. Lalu, dengan tersenyum guru itu bertanya, ”Apakah kamu sudah menemukan pohon terbaik?” Lalu pemuda itu berkata, ”Kali ini saya tidak mahu mengulangi kesalahan yang sama. Saya berjalan dan melihat sebuah pohon yang saya rasa sangat baik. Lalu segera saya tebang dan tidak lagi melihat-lihat pohon lain. Saya yakin bahwa pilihan saya tepat dan segera membawanya kesini”.

Isn't this the best analogy? Tak payah aku explain panjang lebar. Ahh aku harap hati yang lain pun faham macam mana hati aku rasa.

You Might Also Like

0 Comments

Popular Posts

Follow me on Instagram

SeraiMas